Wednesday, November 30, 2016

Identifikasi Vektor Epidemiologi

                                                                                                                                                       I.            Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Dalam penyebaran penyakit, terdapat cara yang berbeda-beda. Salah satu cara penyebarannya adalah melalui vektor penyakit. Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Ada beberapa kelompok vektor dalam penyebaran penyakit yaitu, nyamuk, lalat, dan pinjal.
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vektor borne diseasewww.medicalnewstoday.com yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian.


Nyamuk merupakan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, terdiri dari empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk memerlukan darah untuk proses pematangan telurnya. Beberapa spesies nyamuk menghisap darah terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan Anopheles, spesies lainnya terutama siang hari (pagi sampai sore) misalnya nyamuk A.agypty. Habitat perindukan nyamuk betina sangat bervariasi, mulai dari tempat yang semi-akuatik sampai ke sistem perairan yang luas.
Lalat merupakan serangga yang dapat berperan sebagai vektor penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Keberadaan lalat di pasar menjadi faktor resiko terjadinya penularan penyakit dari lalat ke manusia. Tempat berkembangbiak (breeding site) dari lalat adalah tempat-tempat yang kotor seperti kotoran manusia/hewan dan sampah dari sisa makanan, sisa daging, sisa ikan ataupun sisa sayuran yang membusuk juga bangkai. Ini disebabkan adanya proses fermentasi menarik perhatian lalat.Namun lalat  juga hewan yang menyukai makanan manis.
Pinjal (flea) merupakan sekelompok serangga yang berkuran 1—4 mm, yang jantan lebih kecil dari yang betina; ada ± 1500 spesies dab subspesies. Ciri khas ini adlaah tubuhnya yan memipih secara latero lateral; mempunyai kaki yang kuat untuk meloncat; tidak bersayap. Pinjal merupakan ektoparasit yang temporor, warnanya kuning coklat dan mempunyai siklus hidup dengan tipe metamorfose sempurna. Hewan jantan dan betinanya (imago) yang menghisap darah, larva, dan pupa tidak (Natadisastra dan Agoes, 2009).
B.     Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah
1.      Mengetahui morfologi dan mengidentifikasi jenis larva nyamuk dan nyamuk dewasa
2.      Mengetahui morfologi dan mengidentifikasi jenis lalat
3.      Mengetahui morfologi dan mengidentifikasi pinjal




                                                                                                                                                                 II.            Metode
A.    Alat dan Bahan
·         Alat dan bahan yang digunakan untuk mengindentifikasi lalat adalah
1.      Lalat
2.      Lup
3.      Cawan petri
4.      Penggaris
5.      Kunci identifikasi lalat
·         Alat yag digunakan untuk mengidentifikasi kecoa adalah
1.      Kecoa
2.      Lup
3.      Penggaris
4.      Cawan petri
5.      Kunci identifikasi kecoa
·         Alat yang digunakan untuk identifikasi larva nyamuk dan nyamuk dewasa adalah
1.      Larva nyamuk yang masih hidup
2.      Nyamuk dewasa yang telah mati
3.      Pinset
4.      Bak preparat
5.      Lup
6.      Kunci identifikasi nyamuk
·         Alat dan bahan yang digunakan untuk mengidentifikasi tikus dan pinjalnya adalah
1.      Tikus
2.      Cairan kloroform
3.      Nampan
4.      Kapas
5.      Sarung tangan tebal
6.      Penggaris besi
7.      Sikat baju
8.      Karung
9.      Neraca pegas
10.  Kunci identifikasi tikus
B.     Cara Kerja
·         Cara kerja identifikasi lalat
1.      Siapkan lalat yang sudah mati, lalu taruh pada cawan petri
2.      Amati dengan lup morfologi lalat seperti warna badannya, bentuk sayap, habitat dan ukuran
3.      Cocokan dengan kunci identifikasi lalat
·         Cara kerja identifikasi kecoa
1.      Siapkan kecoa yang sudah mati, lalu tarug pada cawan petri
2.      Amati dengan lup morfologi kecoa seperti warna badannya, bentuk sayap, habitat dan ukuran
3.      Cocokan dengan kunci identifikasi kecoa
·         Cara kerja identifikasi nyamuk dewasa
1.      Siapkan nyamuk pada plastik es batu atau tempat penympianan lainnya
2.      Amati dengan cara makroskopis mengamati posisi istirahat menggunakan lup
3.      Cocokan dengan kunci identifikasi nyamuk
·         Cara kerja identifikasi larva nyamuk
1.      Siapkan larva nyamuk, lalu ambil menggunakan pinset plastik.
2.      Lalu taruh pada object glass, jika masih ada air pada sekitar larva ulas dengan tisu sampai kering
3.      Tutup dengan cover glass
4.      Amati dibawah mikroskop




                                                                                                                                            III.       Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
1.      Lalat yang kelompok kami peroleh dari kost yang berada di Jl. Cendrawasih, Purwokerto Utara dengan morfologi :
            Warna badan : hitam keabu-abuan
            Ukuran : 0,8 cm





                         Gambar Lalat yang kelompok kami peroleh
2.      Kecoa yang kelompok kami peroleh dari di dalam kost di Jl. Cendrawasih dengan morfologi :
Warna badan : coklat merah kehitaman ada garis kuning dikepala
Ukuran :
Panjang badan : 3,5 cm
Panjang keseluruhan : 6,5 cm




       Gambar Kecoa yang kami peroleh
3.      Nyamuk dewasa yang kami peroleh dari kampus Kesehatan Masyarakat Unsoed dengan morfologi :
Posisi istirahat : pararel
Probosis : pendek melengkung
Sayap : sempit dan panjang
Ciri khusus : ada belang di bagian kepala
4.      Larva nyamuk yang kami peroleh dari rumah di Kalibagor, rt 05 rw 06 dengan morfologi sebagai berikut :
Posisi istirahat : menggantung

 







Gambar larva Culex secara mikroskopis


 







Gambar larva Culex posisi istirahat

5.      Pinjal tikus yang kami peroleh dari Pasar Wage, Purwokerto. Untuk morfologi tikus sendiri:
Berat badan : 100 gram
Panjang total : 35 cm
Panjang ekor : 17,1 cm
Panjang telinga : 2,2 cm
Panjang kaki belakang : 3,2 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Mamae : 1+ 3
Warna : coklat pada bagian punggung dan perut

    Gambar Tikus yang kami peroleh
Sedangkan untuk pinjalnya, kelompok kami tidak menemukan pinjal di dalam tikus tersebut.
B.     Pembahasan
Menurut hasil pengamatan yang kelompok kami lakukan, dari warna, ukurannya, dan juga mencocokan dnegan kunci identifikasi lalat bisa diduga jenis lalat tersebut adalah Musca domestica.
Musca domestica bisa disebut juga lalat rumah. Lalat rumah, bersama lalat bangkai dan lalat penghisap Stomoxys dan Glossina¸termasuk ke dalam family Muscidae, yang karakternya mempunyai terminal joint dari antena, arista, selalu berbulu, dan ketiadaan bulu-bulu pada perut. Ekternal morfologi dari lalat rumah fase dewasa adalah biasanya serangga berukuran sedang, keabu-abuan dalam warna dengan (5,5-7,7 mm) panjang.
Bagian kepalanya berbentuk bulat kelabu bagian depan dan sempit, Parafrontalia hitam, ditutupi dengan perak berdebu, rambut pendek. Wajah cokelat gelap, ditutupi dengan berdebu perak tanpa rambut. Parafacial ditutupi dengan berdebu perak dan Pubscence lembut. Gena coklat gelap ditutupi dengan berdebu perak dan kepadatan tinggi hitam dan moderat rambut panjang. Frontal stripe luas, kedua belah pihak dengan 12-14 bulu frontal. Senyawa mata berbentuk oval dan jenis holoptic. Antena aristate tipe terdiri dari tiga segmen yang merupakan scape kecil dan berbentuk cangkir, pedicel berbentuk cangkir membutuhkan waktu dua kali lebih lama dari scape yang memiliki banyak dari setae pendek dan panjang, dan flagela berbentuk oval panjang lebih dari tiga kali dari scape, kedua belah pihak dari arista dengan rambut diperluas ke puncak. Mulut jenis spons, Fulcrum struktur chitinous dari kemudian lihat adalah berbentuk segitiga, cornu proksimal adalah panjang 0,1-0,2 mm dan lebih panjang dari kornu distal. Rahang palp coklat gelap, clavate berbentuk 0,5 - panjang 0,7 mm; garis luar dengan deretan bulu. Mentum coklat tua, berbentuk hampir segitiga; punggung permukaan besar moderat padat bulu pendek dan bulu pendek. Labrum-epipharynx adalah berbentuk oval, 0,4 - panjang 0,6 mm dengan sepasang clavate, sclerotized apodem yang panjangnya adalah 0,4-0,6 mm .epipharynx adalah berbentuk tubular. Oral labellae disc adalah bentuk lamella, mengandung banyak pseudotracheae (Faraj, Mawlood, dan Khidhir, 2014).
            Pada bagian thorax, terdapat sepsang sayap, halter dan 3 pasang kaki. Warna thorax ada yang abu-abu, hijau berkilat, bercorak, tergantung jenis. Mempunyai venasi yang lengkap, mempunyai 2-3 posterior cell; venasi bagian tiap spesies berbeda bentuk. Kaki terdiri dair femur, tibia, tarsus dan kuku. Bentuk sgemennya dapat menentukan jenisnya. Sedangkan bagian abdomenn, besegmen, warna abu-abu hijau mengkilap, ada yang bercorak. Pada segmen terakhir terdapat ovipositor ( Natadisastra dan Agoes, 2009).
Top of Form
Untuk kecoa, menurut hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi ukuran, warna badannyadan juga sudah dicocokan dengan kunci identifikasi kecoa bisa diduga kecoa ini masuk dalam jenis Periplaneta americana. Periplaneta americana adalah kecoa yang paling buruk. Bisanya beruuran 35-45 mm dan berwarna kecoklatan di semua bagian tubuh. Fase dewasa dari laki-laki dan perempuan dipenuhi sayap dan bisa terbang selaa seminggu. Kecoa ini tersebar di seluruh dunia, tapi tidak tersebar di zona subtropis sejauh apa yang dilakukan kecoa yang berasal dari Jerman. Kecoa dari genus ini memerlukan 6—9 bulan untuk daur hidup sempurnanya (Resh dan Cardé, 2009).
Untuk larva nyamuk, menurut hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi bentuk badan secara mikroskopis dan posisi istirahat secara makroskopis yang selanjutnya dicocokan dengan kunci identifikais nyamuk dapat diduga bahwa larva tersebut adalah larva nyamuk Culex.
Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon. Siphon dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan air. Nyamuk  Culex mempunyai 4 tingkatan atau instar sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu :
1.      Larva instar I, berukuran paling kecil yaitu 1–2 mm atau 1–2 hari setelah menetas. Duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernafasan pada siphon belum jelas.
2.      Larva instar II, berukuran 2,5–3,5 mm atau 2–3 hari setelah telur menetas. Duri-duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam.
3.      Larva instar III, berukuran 4–5 mm atau 3–4 hari setelah telur menetas. Duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan berwarna coklat kehitaman.
4.      Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5--6 mm atau 4–6 hari setelah telur menetas, dengan warna kepala (Susanti, 2014).
Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam belang-belang putih, kepala berwarna hitam dengan putih pada ujungnya. Pada bagian thorak terdapat 2 garis putih berbentuk kurva (Astuti, 2014).
            Sedangkan untuk pinjal tikus, kelompok kami tidak menemukan pinjal pada tikus yang kami temukan. Ada beberapa hal yang menjadi faktor melatar belakangi hal tersebut. Beberapa faktor tersebut, ialah
1.      Adanya kesalahan cara kerja yang dilakukan oleh praktikan
2.      Tempat yang cukup bersih
3.      Tikus yang ditemukan adalah tikus rumahan yang sedang berkeliaran di pasar.

                                                                                                                                                                       IV.  Penutup
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum yang kami lakukan adalah
1.      Lalat yang kelompok saya amati adalah jenis Musca domestica.
2.      Kecoa yang kelompok saya amati adalah jenis Periplaneta americana.
3.      Larva yamuk dan nyamuk dewasa yang kelompok saya amati adalah jenis Culex sp.
4.      Kelompok kami tidak menemukan pinjal dari tikus.
B.     Saran
1.      Sebaiknya praktikan mengetahui bagaimana cara kerja dari identivikasi vektor
2.      Praktikan membawa kunci identifikasi dari masing-masing vektor yang akan diamati
3.      Praktikan harus berhati-hati dalam memeriksa vektor karena bisa saja vektor yang diperiksa juga membawa virus.



                                                                                                                                                               

0 comments:

Post a Comment