Wednesday, November 30, 2016

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SEJARAH EPIDEMIOLOGI

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SEJARAH EPIDEMIOLOGI








Disusun oleh  :
Kelompok  1

1.      Nur Laily                                             G1B013061
2.      Umi Aprian Musti W.                         G1B014037
3.      Andjani Romanita Yuliani                  I1A015033
4.      Hanawindra Saraswati                        I1A015051
5.      Rani Iftikah N.                                    I1A015121






KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
2016

BAB I
                                                  PENDAHULUAN
                                               
A.  Latar belakang
Sejarah perkembangan epidemiologi diawali dengan perhatian yang lebih besar terhadap penyakit menular dari pada penyakit tidak menular. Namun perubahan pola struktur masyarakat agragria beralih ke masyarakat industri banyak memberikan andil terhadap pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi, yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Oleh karena itu, epidemiologi dituntut untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak menular karena penyakit tersebut mulai meningkat sesuai dengan perkembangan masyarakat (Bustan, 2000)
Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan peristiwa seperti kedokteran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi, sosiologi, ekonomi, statistik, fisik, kimia, biologi molekuler, dan teknologi komputer, telah mempengarui perkembangan teori dan metode epidemiologi. Demikian pula peristiwa besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi), pandemi influenza spanyol (the great influenza) merupakan bebearpa contoh peristiwa epidemiologis yang mempengarui filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara mengatasi masalah kesehatan populasi (Budiarto, 2001)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan frekuensi penyakit pada manusia, serta faktor resiko atau masalah kesehatan yang dapat menimbulkan terjadinya kesakitan pada sekelompok orang atau masyarakat. Menurut definisi yang ada, unit analisis dari studi epidemiologi adalah sekelompok masyarakat yang bertempat tinggal sama disuatudaerah batas Negara, provinsi, kabupaten kotamadya, kecamatan desa serta tempat lainnya dan merupakan ilmu yang mempelajari distribusidan frekuensi penyakit yang menimpa masyarakat berdasarkan karakteristik orang (person), tempat (place), dan waktu (time) yang disebut sebagai epidemiologi deskriptif serta mempelajari hubungan antara masalah-masalah kesehatan dengan distribusi dan frekuensi penyakit yang menimpa masyarakat yang disebut sebagai epidemiologi analitik.(Chandra, 2005)



B.  Tujuan
a.       Tujuan umum
Untuk mengetahui pengertian epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi, dan sejarah epidemiologi

b.      Tujuan khusus
1.      Pengertian epidemiologi, Macam epidemiologi, Ruang lingkup epidemiologi, Jangkauan epidemiologi, Manfaat epidemilogi
2.      Ahli epidemiologi pertama, Teori jasad renik dan kontangion, Kelahiran statistik vital, Penelitian epidemiologi klasik, Penelitian epidemiologi modern


















BAB II
ISI

A.  Pengertian Epidemiologi
Kata epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu epi  berarti pada, demos berarti rakyat dan logis berarti ilmu, atau dengan kata lain adalah ilmu yang dipergunakan untuk pemecahan masalah yang menimpa masyarakat. (Notoadmodjo, 2005)
WHO mendefenisikan epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah.
Dari definisi diatas dapat dipahami dari studi epidemiologi adalah sekelompok masyarakat yang bertempat tinggal sama di suatu daerah batas negara, propinsi, kabupaten, kota madya, kecamatan, desa serta tempat tinggal lainnya dan merupakan ilmu yang mempelajari distribusi dan frekuensi penyakit yang menimpa masyarakat berdasarkan karakteristik orang (person), tempat (place) dan waktu (time) yang disebut sebagai epidemiologi deskriptif serta mempelajari hubungan antara masalah-masalah kesehatan dengan distrubusi dan frekuensi penyakit yang diderita masyarakat. (Candra, 2005).

B.  Macam Epidemiologi
Dalam perkembangan selanjutnya, epidemiologi yang meliputi epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik dikembangkan lebih luas yang mendorong perkembangan epidemiologi dalam berbagai bidang. Macam epidemiologi diuraikan  sebagai berikut :
1.      Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini telah banyak memberikan peluang  dalam usaha pencagahan dan penanggulangan penyait tertentu. Berhasilnya manusia mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu hasil yang gemilang dari epidemiologi. Peranan epidemiologi surveilans yang saat ini begitu diperlukan dalam menanggulangi masalah kesehatan.

2.      Epidemiologi penyakit tidak menular
Saat ini epidemiologi penyakit tdak menular sangat berkembang pesat, bidang ini berkembang karena seiring perkembangan kejadian penyakit tidak menular yang bertalian erat dengan kemajuan masyarakat di berbagai  bidang. Perkembangan masyarakat terutama di bidang industri banyak mempengaruhi lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial budaya.

3.      Epidemiologi Klinik
Epidemiologi klinik adalah ilmu epidemiologi yang digunakan oleh para klinisi/dokter tentang cara pendekatan maslaah melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Para klinisi lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tertarik untuk mengetahui serta menganalisa sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi merupakan informasi yang berguna dalam analisa epidemiologi.

4.      Epidemiologi Kependudukan
Epidemiologi kependudukan adalah ilmu epidemiologi yang menggunakan pendekatan epidemiologi dalam menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi dalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependuudkan tidak hanya memeberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalm masyarakat tetapi sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Dalam hal ini, peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan yang baik.

5.      Epidemiologi pengelolaan pelayanan kesehatan
Adalah salah satu bentuk pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Peranan epidemiologi manajemmen dalam menganalisis biaya pengobatan dan biaya pelayanan kesehatan. Para ahli epidemiologi vbersama dengan ahli perencanaan yang pada umumnya berorientasi pada hasil pengeluaran suatu proses, dapat merupakan tim yang serasi dalam menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang efektif  dan efisien.( Hasmi,2011).

6.      Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
            Adalah salah satu bentuk pendekatan epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi dan biologis maupun sosial. Bentuk ini sangat berguna untuk analisis tingkat kesehatan pekerja serta untuk penilai keadaan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.

7.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Adalah bentuk dasar pendekatan dan analisis maslaah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwakelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.

8.      Epidemiologi Gizi
Adalah bentuk pendekatan epidemiologi dalam menganalisis masalah gizi masyarakat dimana maslaah ini erat kaitannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi asyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang berhubungan serta dengan timbulnya maslah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama untuk yang berkaitan kehisupan sosial masyarakat.

9.      Epidemiologi Perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan dalam menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. Bahkan menurut Bloom, faktor perilaku memberikan kontribusi terbesar  dalam menentukan status kesehatan individu maupun masyarakat. Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih bersifat kompleks sehingga dalam epidemilogi, kita lebih banyak melakukan pendekatan faktor risiko maka faktor perilaku individu mauoun masyarakat, seperti kebiasaan hidup sehat individu dan kepercayaan masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, banyak memberikan nilai risiko yang sering muncul dalam analisis epidemiologi tentang kejadian penyakit dalam masyarakat.

10.  Epidemiologi Genetika
Dengan berkembangnya penelitian bidang biomolekuler maka terasa pula pentingnya dikembangkan metode-metode analisis epidemiologi dalam bidang ini yang kemudian berkembang menjadi epidemiologi genetika sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendekatan dan metode epidemiologi. (Noor, 2008).



C.  Ruang Lingkup
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut di atas dapat meliputi ‘6E’ yakni:
1.      Etiologi
2.      Efikasi
3.      Efektivitas
4.      Efisiensi
5.      Evaluasi
6.      Edukasi
Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya: etiologi dari malaria adalah dari plamodium.
Efikasi (efficacy) berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi, misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban teoritis dari suatu obat yang dapat dilakukan dengan melakukan uji klinik (clinical trial ).
Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainya. Efektivitas ini ditunjukan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagi kondisi lapangan yang sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk pengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban praktis, kenyataan khasiat obat di klinik.
Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. Efesiensi ini ditunjukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai keberhasilan program seutuhnya.
Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan salah satu bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epidemiologi. (Bustan, 2006)

D.  Jangkauan Epidemiologi
Jangkauan epidemiologi terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan jangkauan epidemiologi dapat digambarkan sebagai berikut.
1.      Penyakit yang dapat menimbulkan wabah
·         Jenis penyakit wabah seperti cacar, kolera, pes, dan lain – lain.
·         Cara penularan dan penyebab penyakit wabah
·         Cara – cara penanggulangan dan pencegahan penyakit wabah.
2.      Penyakit infeksi non – wabah.
3.      Penyakit non – infeksi, misalnya
·         Penyakit jantung,
·         Hipertensi,
·         Karsinoma,
·         Penyakit gangguan hormon (diabetes melitus dan lain – lain,
4.      Hal – hal yang bukan penyakit, misalnya
·         Fertilitas
·         Menopause
·         Kecelakaan
·         Kenakalan remaja, dan
·         Penyalahgunaan obat.
Jangkauan epidemiologi kini telah sedemikian luasnya hingga mempelajari semua hal yang menimpa masyarakat. Makin luasnya jangkauan tersebut antara lain disebabkan hal – hal berikut.
1.      Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada beberapa dasawarsa terakhir.
2.      Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks.
3.      Metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat digunakan untuk penyakit non – infeksi dan non – penyakit.
4.      Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non – infeksi dan non – penyakit.
5.      Metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab – akibat, misalnya asosiasi antara rokok dengan karsinoma paru – paru dan pelayanan kesehatan dengan status kesehatan masyarakat. (Budiarto, 2002)

E.   Peran dan Manfaat
Penelitian epidemiologis memiliki peranan penting dalam kemajuan ilmu kedokteran karena studi epidemiologi dapat digunakan untuk hal – hal berikut :
1.      Mengungkapkan penyebab penyakit.
2.      Meneliti hubungan sebab akibat hubungan antara timbulnya penyakit dengan deteerminan yang mempengaruhinya.
3.      Meneliti perjalanan penyakit alamiah.
4.      Mengembangkan indeks deskriptif untuk menyatakan tinggi rendahnya insidensi atau prevalensi suatu penyakit di suatu wilayah yang dapat dibandingkan dengan wilayah lain.
5.      Penemuan berbagai penyakit, seperti: scorbut, pelagra, dan kolera.
6.      Menentukan hubungan antara rokok dengan penyakit jantung koroner, karsinoma paru – paru, dan hipertensi.
7.      Hubungan antara air dan makanan dengan penyakit kolera.
8.      Hubungan antaran pil KB dan tromboflebitis.
9.      Hubungan antara penyakit herediter, seperti hemofilia dan sickle cell anemia dengan ras atau enik tertentu. (Budiarto, 2002)

Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai peran yang sangat besar karena hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk:
1.      Mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan  perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia.
2.      Mendeskripsi pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat.
3.      Mendeskripsi hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit
Terdapat tujuh manfaat epidemiologi dalam bidang kesehatan masyarakat, diantaranya :
1.     Mempelajari riwayat status kesehatan atau jenis penyakit yang sering berjangkit pula sekelompok masyarakat dari waktu ke waktu, studi ini digunakan untuk keperluan proyeksi dimasa yang akan dating.
2.     Mendiagnosa status kesehatan dari masyarakat dengan cara mengukur frekuensi penyakit, yang meliputi angka kematian dan angka penyakit yang terjadi dimasyarakat
3.    Mempelajari mekanisme kerja suatu pelayanan kesehatan untuk   keperluan evaluasi kebutuhan efektivitas pelayanan kesehatan yang ada.
4.    Mengestimasi faktor resiko yang memungkinkan dapat menimbulkan   suatu penyakit pada individu dan masyarakat.
5.     Melengkapi gambaran klinik penyakit kronik yang ada pada masyarakat agar dapat memberikan informasi secara jelas mengenai perjalanan penyakit.
6.     Surveilans dan monitoring terhadap penyakit yang menular dan berbahaya untuk keperluan preventif agar tidak menular luas di masyarakat.
7.    Mengidentifikasi gejala-gejala penyakit yang belum jelas di masyarakat. (Candra, 2005).

F.   Tokoh Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapan orang yang telah mematok sejarah penting dalam perkembangan epidemiologi.
1.      Hippocrates (460 BC – 377 BC)
Dia dianggap sebagai the first epidemiologist, ahli epidemiologi pertama di dunia karena dialah yang pertama mengujikan konsep analisis kejadian penyakit secara rasional. Pikiran-pikirannya dituliskan dalam tiga bukunya: Epidemic I, Epidemic II, dan On Airs, Waters and Places. Dalam bukunya diajuhkanlah konsep tentang hubungan penyakit dengan faktor tempat (geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan perumahan. Dia yang memperkenalkan istilah epidemi dan endemi. Dalam kaitannya dengan penyebab penyakit, hippocrates mengatakan postulatnya bahwa ada 4 jenis cairan yaitu: phlegm, blood, yellow bile and black bile. Ketidakseimbangan antara keempat faktor ini yang menyebabkan timbulnya penyakit. Konsep ini banyak dipengaruhi oleh pikiran Greek.  

2.      Galen (129-199)
Ahli bedah tentara Rumawi ini sering dianggap sebagai the Father of Experimental Physiology. Dia mengajukan konsep bahwa status kesehatan berkaitan dengan temperament. Penyakit berhubungan dengan personality type dan lifestyle factors.

3.      Thomas Sydenham (1624-1689)
Orang inggris ini sering dipanggil English Hippocrates karena pernyataannya yang menghidupkan kembali konsep Hippocrates di tanah inggris dan menambahkan pentingnya merinci konsep faktor lingkungan (atmosfer) dari Hippocrates. Kalau Hippocrates dianggap sebagai Epidemilogis Pertama, justru Sydenham dianggap sebagai the father of Epidemiology. ( Bustan,2006). 

G.   Teori Jasad Renik dan Contangion
Teori jasad renik  adalah teori yang menyatakan bahwa beberapa penyakit tertentu disebabkan oleh invasi mikroorganisme ke dalam tubuh . Abad ke 19 merupakan era kejayaan Teori Kuman di mana aneka penyakit yang mendominasi rakyat berabad-abad lamanya diterangkan dan diperagakan oleh para ilmuwan sebagai akibat dari mikroba. (Timmreck, 2005).
Selain itu, dapat juga diungkapkan dengan beberapa teori penyakit, antara lain yaitu: Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi teori imunitas. (Dwi, 2015).
1.    Hieronymous Fracastorius(1478–1553)
Dokter dan sastrawan Italia yang mempopulerkan teori konsep kuman tersebut dan berpendapat bahwa penyakit ditularkan orang ke orang melalui partikel-partikel kecil yang tidak dapat dilihat.

2.    Igmatz Semmelweis (1818- 1865)
Seorang ahli kandungan dari Hungaria yang menunjukkan bahwa demam “child bed fever” dapat dikurangi jika dokter yang menolong persalinan membasuh tangannya.

3.    Edward Jenner (1749 -1823)
Menemukan metode pencegahan cacar melalui vaksinasi

4.    Louis Pasteur (1822-1895)
Mendemonstrasikan imunisasi rabies yang efektif

5.    Robert Koch (1843 - 1910)
Berjasa dalam penemuan vaksin BCG
(Rajab, 2009).

H.  Data Statistik Vital
Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada prosespengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut gunamengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital di dalam sutau masyarakat,populasi atau wilayah tertentu. Data morbiditas, mortalitas, pernikahan, perceraian,kelahiran semuanya merupakan data statistik vital (Timmreck, 2004).
Penelitian tingkat I dapat mengambil data dari stastistik vital misalnya surat kelahiran, dan sebagainya, registrasi  khusus untuk tumor atau malformasi untuk melihat berat badan lahir, mortalitas, perinatal, insiden, kanker atau mortalitas, atau adanya faktor keturunan. (Suhartono, 2004). 
Penciptaan sistem statistik vital nasional setuju untuk eksploitasi epidemiologi ini bisa dibilang salah satu pencapaian terbesar Farr. Ini tidak hanya mendirikan sarana untuk memberikan data epidemiologi , tapi juga adalah sebuah contoh untuk negara lain yang berusaha untuk membuat sistem serupa . (Lilienfild, 2007)
 
Menurut sejarah perkembangan, epidemiologi dibedakan atas :

a.    Epidemiologi klasik 
Era ini adalah era tentang penelusuran terjadinya penyakit yang sering timbul di masyarakat luas dan penyebabnya yaitu perilaku yang tidak baik dalam hal menjaga kesehatan. Tokoh yang berperan penting dalam era ini diuraikan di bawah ini.
John Snow (1813-1858), terkenal sebgai bapak epidemiologi lapangan, karena hasil penelusuran atau investigasinya mengenai penyebab kematian yang disebabkan oleh muntah berak dan berhasil menyusun postulat nahwa kolera ditularkan melalui ait yang tercemar. Metode investigasinya merupakan landasan langkah investigasi wabah.

b.    Epidemiologi Modern
Perkembangan pada bagian ini mengarah pada pemahaman hubungan sebab-akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit serta gangguan kesehatan. Hal ini lebih menuntun para ahli untuk menggunakan model pendekatan sistem. Analisis didasarkan pada sekelompok faktor yang saling berkaitan erat dalam bentuk hubungan yang konsisten. Tokoh yang menonjol pada era ini diuraikan sebagai berikut. Doll dan Hill (1950), melaui studinya mengenai hubungan merokok dan kanker paru dan sampai sekarang ini tidak ada yang menyangkal hasil studinya bahwa merokok dapat mengakibatkankanker paru. Salk melakukan uji komunitas  vaksin polio dan Framinghart heart study, terkenal dengan studi Kohort penyakit kardiovaskuler. Dari berbagai perkembangan tersebut di atas, para ahli kesehatan masyarakat khususnya epidemiologi  mulai mengembangkan metode epidemiologi, yaitu metode pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisis faktor penyebab serta hubungan sebab akibat. Di samping itu dikembangkan eoidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.( Saepudin, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Anggraeni, Dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:         EGC
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Candra, Budiman. 2005. Pengantar Prinsip Dan Metode Epidemiologi. Jakarta:
         Rineka Cipta
Dwi, S., Zulkarnain, dan Miswar, Dedy. 2013. “Pemetaan Persebaran Penyakit di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Tahun 2013”. Jurnal Universitas Lampung. Hal 9.
Hasmi. 2011. Dasar - dasar Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media.
Lilienfeld DE. 2012. Celebration: William Farr (1807–1883)— an appreciation on the 200th anniversary of his birth. International Journal of Epidemiology 2012;36: 985–987
Noor, N.N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Rajab, Wahyudin. 2009.  Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC
Saepudin, Malik. 2011. Prinsip – Prinsip Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media
Suhartono. 2012. “Beberapa Isu Statistik Dalam Desain, Analisis Dan Interpretasi Penelitian Epidemiologi Lingkungan”. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia.

Timmreck, T.C. 2004. Epidemiologi: Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.


0 comments:

Post a Comment