Wednesday, December 28, 2016

METABOLISME LEMAK BIOKIMIA



TUGAS TERSTRUKTUR
“METABOLISME LEMAK”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia




Disusun Oleh :
Nadine Nastiti
I1A015119


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Salah satu kelomok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang mempunyai sifat fisika seperti lemak dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari pelarut organic misalnya eter, aseton, kloroform, benzene, yang sering juga disebut “ pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Jadi berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alcohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain (Poedjiadi, 2009).
Lipida yang terdapat sebagai bagian dari makanan hewan yang merupakan campuran lipida yang sederhana (terpene dan steroida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipida, sfingolipida dan lilin), yang berasal dari tanaman dan jaringan hewan. Dalam mulut dan lambung hewan, lipida tadi belum mengalami pemecahan yang berarti. Setelah berada dalam intestine maka lipida kompleks, terutama triasilgliserolnya dihidrolis oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa (Martoharsono, 2006). 


B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari metabolisme
2.      Untuk mengetahui reaksi metabolisme lemak
3.      Untuk mengetahui penggolongan fungsi lemak
4.      Untuk mengetahui penyakit dari metabolisme lemak
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energydan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir,yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi ( katabolisme ). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitasseperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain (Kistinnah, 2009).
B.     Reaksi Metabolisme Lemak
a)      Lemak
Lemak merupakan sumber nutrisi yang disimpan dari tubuh dan berasal dari makanan yang dikonsumsi. Zat gizi ini menyumbangkan 60 % dari total energi yang dibutuhkan pada saat beristirahat dan juga dibutuhkan dalam jumlah lebih besar saat berolah raga. Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan terjadi penyimpanan dalam tubuh. Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi proteindan karbohidrat, maka kedua zat ini akan dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi ini tidak terjadi sebaliknya, lemak tidak dapat diubah kembali menjadi protein dan karbohidrat. Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan danhasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel lemak sebagai cadangan energy (Tika, 2011).

b)      Metabolisme Lemak
Metabolisme Lemak Ada 3 fase:
·         Oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A
·         Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
·         Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATP
Metabolisme Lemak:
1.      Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut.
2.      Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan enzim menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3.      Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4.      Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa yang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil pemecahan tersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol.
5.      Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung dengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar.

c)      Jalur Pengangkutan Lemak Dalam Darah
Lemak dalam darah diangkut dengan du acara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.
a)      Jalur eksogen
Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnant akan di metabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan di dalam usus berfungsi sebagai detergen dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolestrol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa di metabolism menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolestrol kejaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolestrol juga dapat di produksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.

b)      Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan di metabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol disebut lemak ¯jahat. dan HDL Kolesterol disebut lemak baik. Sehingga rasio keduanya harus seimbang. Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDLmembawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang (Tika, 2011).
Pencernaan Lemak secara sederhana
·         Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah.
·         Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan lesitin)menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.
·         Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida
·         Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E.
·         Enzim lipase gastro intestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus.
·         Untuk itu, molekul molekul ini harus dapat larut dalam air.
·         Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel.
·         Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki sel.
·         Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida.
·         Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut dengan adiposity (Tika, 2011). Lemak yang terdapat dalam diet sebagian besar merupakan lemak netral (trigliserida) yang tersusun atas molekul gliserol, dan 3 molekul asam lemak. Pelarutan (solubilisasi )hasil lipolisis di dalam garam empedu. Digesti lemak sudah mulai terjadi di mulut dan lambung oleh enzim lipase ludah Lipase ludah dihasilkan oleh kelenjar Ebner di pemurkaan dorsal lidah. Lipase ludah berfungsi untuk hidrolisa asam lemak, proseseulsifikasi dan membantu kerja lipase pankreas dan lipase lambung. Lipase lambung berfungsi untuk hidrolisa asam lemak dan gliserol. Namun demikian proses digesti lemak dalam mulut dan lambung sangat kecil jumlahnya. Tetapi bila pankreas mengalami gangguan fungsi, aktifitas lipase ludah dan lambung akan meningkat. Digesti lemak sebagian besar terjadi di usus halus yaitu di duodenum oleh enzim lipase pankreas. Enzim ini melakukan hidrolisa semua trigliserida hanya dalam waktu beberapa menit. Sel epitelusus halus juga menghasilkan lipase enterik dalam jumlah kecil. Aktifitas enzim lipase pankreas mencapai puncaknya pada pH 8.0. pH yang lebih rendah dari 3.0 akan merusak enzim ini (Tika, 2011).

C.     Penggolongan Fungsi Lemak
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat di bagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni: (1) Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alcohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2) lipud gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida: (3) derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol. Di samping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni yang dapat di hidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat di sabunkan, contohnya steroid (Poedjiadi, 2009).
Dalam bab ini lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu : (1) Asam lemak; (2) lemak; (3) lilin ; (4) fosfolipid; (5) sfingolipid; (6) terpen; (7) steroid; (8) lipid kompleks (Poedijadi, 2009).
Lemak merupakan nutrisi yang berfungsi sebagai:
·         Sumber cadangan energi yang disimpan dalam tubuh
·         Media untuk transportasi beberapa vitamin yg larut dalam lemak (vitamin A, D,E, dan K)
·         Membantu menekan lasa rapar dengan mekanisme memperlambat pengosongan pada lambung sehingga rasa kenyang dapat bertahan lebih lama.
·         Merupakan zat gizi yang menambah cita rasa pada makanan
·         pembentukan sel,
·         sumber asam lemak esensial,
·         menghemat protein,
·         sebagai pelumas, dan
·         memelihara suhu tubuh (Tika, 2011)

D.    Penyakit Yang Disebabkan Oleh Metabolism Lemak
1.      Penyakit Gaucher
 Penyakit ini terjadi akibat penumpukan glukoserebrosidase (produk metabolisme lemak) di dalam jaringan.Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit Gaucher banyak ditemukan pada orang-orang Yahudi Ashkenazi (Eropa Timur).Penyakit Gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa, serta timbulnya pigmentasi coklat di kulit. Akumulasi glukoserebrosidase pada mata menyebabkan timbulnya bintik-bintik kuning, yang disebut pinguecula. Akumulasi di sumsum tulang bisa menyebabkan nyeri dan kerusakan tulang.Penyakit Gaucher Tipe I, merupakan penyakit dalam bentuk kronis dan paling sering ditemukan. Penyakit ini menyebabkan pembesaran hati dan limpa, serta kelainan pada tulang. Hati bisa mengalami gangguan yang berat, sehingga berisiko untuk terjadinya perdarahan lambung dan esofagus, serta kanker hati. Selain itu juga bisa terjadi gangguan neurologis.Penyakit Gaucher Tipe II, terjadi pada masa bayi. Bayi dengan penyakit ini mengalami pembesaran limpa dan kelainan sistem saraf yang berat. Bayi biasanya meninggal pada tahun pertama setelah dilahirkan.Penyakit Gaucher Tipe IIII, bisa dimulai kapan saja pada masa kanak-kanak. Anak-anak dengan penyakit ini mengalami pembesaran hati dan limpa, kelainan tulang dan gangguan neurologis progresif lambat. Anak-anak yang dapat bertahan hingga masa remaja, bisa hidup selama beberapa tahun.Banyak penderita penyakit Gaucher yang bisa diobati dengan terapi enzim pengganti. Enzim-enzim diberikan melalui pembuluh darah, biasanya setiap 2 minggu. Terapi enzim pengganti paling efektif pada penderita yang tidak mengalami komplikasi sistem saraf.

2.      Penyakit Tay-Sachs
Penyakit Tay-Sachs menyebabkan penumpukan gangliosida, yang merupakan produk metabolisme lemak, di dalam jaringan. Penyakit ini paling sering terjadi pada orang-orang Yahudi Eropa Timur asli.Anak dengan penyakit ini memiliki tonus otot yang lemah dan mengalami gangguan intelektual. Terjadi kekakuan yang diikuti dengan kelumpuhan, demensia, dan kebutaan. Penyakit Tay-Sachs menyebabkan kematian dini. Anak-anak dengan penyakit Tay-Sachs biasanya meninggal pada usia 3 atau 4 tahun. Penyakit ini tidak bisa diobati atau disembuhkan.

3.      Penyakit Niemann-Pick
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol atau sfingomyelin, yang merupakan produk metabolisme lemak, di dalam jaringan dan menyebabkan berbagai gangguan neurologis.Penyakit Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, tergantung dari beratnya kekurangan enzim yang menentukan seberapa banyak akumulasi sfingomyelin atau kolesterol yang terjadi. Bentuk yang paling berat cenderung terjadi pada orang Yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok etnis.Pada bentuk yang paling berat (Tipe A). Anak dengan penyakit ini tidak bisa tumbuh dengan normal dan memiliki berbagai gangguan neurologis. Anak-anak biasanya meninggal pada usia 3 tahun.Anak-anak dengan penyakit Tipe B mengalami pertumbuhan lemak pada kulit, timbul daerah-daerah pigmentasi gelap, dan pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Anak-anak ini bisa mengalami gangguan intelektual.Anak-anak dengan penyakit Tipe C mulai mengalami gejala saat masa kanak-kanak, yaitu berupa kejang dan kerusakan saraf.Tidak satupun jenis penyakit Niemann-Pick yang bisa disembuhkan. Anak cenderung meninggal karena infeksi atau gangguan progresif pada sistem saraf pusat. 

4.      Penyakit Fabry
Penyakit Fabry disebabkan oleh penumpukan glikolipid, yang merupakan produk metabolisme lemak, di dalam jaringan.Karena gen yang mengalami gangguan terdapat di kromosom X, maka munculnya penyakit secara keseluruhan hanya terjadi pada pria, yang hanya memiliki 1 kromosom X.Akumulasi glikolipid menyebabkan pertumbuhan kulit yang jinak (angiokeratoma) pada tubuh bagian bawah. Kornea menjadi berkabut, sehingga penglihatan menjadi terganggu. Penderita juga bisa mengalami episode demam berulang dan nyeri pada anggota gerak.Anak-anak dengan penyakit Fabry pada akhirnya akan mengalami gagal ginjal dan penyakit jantung, meskipun mereka biasanya bisa hidup hingga usia dewasa. Gagal ginjal bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang berisiko untuk terjadinya stroke.Penyakit Fabry tidak dapat disembuhkan atau diobati secara langsung. Terapi biasanya berupa pemberian obat untuk mengatasi rasa nyeri dan demam atau obat anti-kejang. Penderita dengan gagal ginjal mungkin perlu melakukan transplantasi ginjal. Saat ini sedang dikembangkan terapi untuk mengganti kekurangan enzim melalui transfusi. 

5.      Gangguan Oksidasi Asam Lemak
Gangguan oksidasi asam lemak terjadi akibat kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk memecah lemak. Gangguan ini menyebabkan terjadinya gangguan fisik dan mental.Beberapa enzim membantu pemecahan lemak sehingga bisa diubah menjadi energi. Kelainan bawaan atau kekurangan dari salah satu enzim ini membuat tubuh kekurangan energi dan menyebabkan akumulasi zat-zat tertentu, misalnya acyl-CoA. Kekurangan enzim yang paling sering terjadi adalah acyl-CoA dehidrogenase rantai sedang.Kekurangan Acyl-CoA Dehidrogenase Rantai SedangGangguan ini merupakan salah satu gangguan metabolisme herediter yang sering terjadi, terutama pada orang-orang dari Eropa Utara.Gejala biasanya muncul pada tiga tahun pertama setelah dilahirkan. Anak-anak cenderung mengalami gejala jika mereka kekurangan sumber energi (misalnya pergi untuk waktu yang lama tanpa makanan) atau jika kebutuhan kalori mereka meningkat karena olahraga atau penyakit. Kadar gula di dalam darah turun secara drastis, sehingga terjadi gangguan kesadaran atau koma. Anak menjadi lemas, dan bisa mengalami kejang. Dalam jangka panjang, anak bisa mengalami hambatan dalam perkembangan fisik dan mental, terjadi pembesaran hati, kelemahan otot jantung, ketidakteraturan detak jantung, dan bisa terjadi kematian mendadak.Terapi darurat untuk gangguan ini adalah pemberian glukosa melalui pembuluh darah vena. Untuk jangka panjang, anak-anak harus sering makan, tidak boleh melewati waktu makan, serta mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Pemberian asam amino karnitin tambahan bisa membantu. Hasil jangka panjang biasanya baik. 
a)      Penyebab Gangguan Metabolisme Lemak 
            Jantung koroner merupakan jenis penyakit yang banyak menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplaian darah ke jantung menjadi terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stres juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.Faktor utama penyebab terjadinya jantung koroner adalah karena penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner, dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak hal ini pula dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Ada pun beberapa penyebab faktor resiko terjadinya jantung koroner yaitu: 
1) Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi 
2) Kadar Kolesterol HDL rendah 
3) Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi ) 
4) Merokok 
5) Diabetes Melitus ( DM ) 
6) Kegemukan 
7) Kurang olahraga 
8) Stres Diatas merupakan beberapa faktor resiko terjadinya penyebab jantung koroner 
Bila ada salah satu atau beberapa faktor resiko tersebut diatas, maka dianjurkan secara berkala memeriksakan kesehatan jantung kepada seorang ahli. Adanya dua atau lebih faktor resiko akan berlipat kali menaikkan resiko total terhadap Penyakit Jantung Koroner. 







BAB III
PENUTUP
a)      Kesimpulan
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel lemak sebagai cadangan energy. Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh. Tubuh menyimpan lemak secara konstan diuraikan dan dibentuk kembali untuk menyeimbangkan kebutuhan energi tubuh dengan persediaan makanan. Kelompok enzim khusus membantu tubuh menguraikan dan memproses lemak. Beberapa ketidaknormalan pada enzim ini bisa menyebabkan bertambahnya zat-zat lemak yang secara normal akan diuraikan oleh enzim. Sepanjang waktu, penumpukan bahan-bahan ini bisa membahayakan banyak organ tubuh. gangguan disebabkan oleh penumpukan lemak disebut lipidoses. Kelainan enzim lain dihasilkan di tubuh menjadi tidak dapat mengkonversi lemak menjadi energi dengan baik. Kelainan ini disebut gangguan oksidasi asam lemak.

b)      Saran
Dengan mengetahui metabolisme lemak dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolism lemak, diharapkan para pembaca dapat berusaha untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi baik, agar metabolism di dalam tubuh dapat berjalan dengan lancar.




DAFTAR PUSTAKA
Martoharsono, Soeharsono. 2000. Biokimia 2. Jogjakarta: UGM Press.
Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia 1. Jogjakarta: UGM Press.
Mulasari, Surahma Asti dan Tri Wahyuni Suksesi. 2013. Biokimia. Jogjakarta: Pustaka Kesehatan.
Poedjiadi, Anna, Titin Supriyanti, Poedjiadi Soemodimedjo. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:UI-Press
Tika. 2011. “Metabolisme Lemak”, Skripsi Sarjana tak diterbitkan, Padang, Universitas Andalas.
Wirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat, Dan Lipid. Bandung: ITB.

0 comments:

Post a Comment